Selamat Datang di BEM FKIP Unsri

Prakata...

Assalamu'alaikum wr. wb

Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP Unsri merupakan lembaga kemahasiswaan tertinggi di tataran Ormawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Dengan bersinergi dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa FKIP, Lembaga ini membawahi himpunan dan BO yang ada di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsri.
Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP Unsri adalah lembaga organisasi kemahasiswaan intra kampus yang berdiri dalam kesatuan organisasi pemerintahan mahasiswa Fakultas.

Dengan membuka site ini, berarti anda sedang berada di kawasan bebas berpikirnya anak-anak peduli pendidikan yang berkualitas. Selamat datang, dan enjoy your surfing...!!!


"Education for all is our goal...!!!"





Salam Pendidikan...!!!




Wassalamu'alaikum wr.wb,

Kamis, 07 Februari 2008

Tameng

Tameng bisa diartikan sebuah penghalang, alat untuk bersembunyi, dan semacamnya. Tameng juga sering menjadi penghalang seseorang untuk menggapai kesuksesan. Karena tamenglah orang yang sangat jenius secara alamiah menjadi cacat pemiiran secara total. Orang yang sebenarnya cakap pada bidang tertentu, bahkan terkadang mempunyai bakat dan keintelektualan yang tinggi sering runtuh oleh yang namanya tameng.

Tameng dapat berwujud apa saja. bisa berupa alasan, sangkalan, pendeskripsian realita paradoks dan berbagai kepesimisan atas suatu kelemahan. Sebagai contoh, dengan tameng kemiskinan seringkali orang berlindung dari kebodohannya. Dengan tameng tidak pintar seseorang jadi gagal dala sebuah perkuliahan. Padahal sifatnya masih sebagai "negative speculation". Saya jadi teringat sebuah kata bijak yang disampaikan oleh seorang M.Schwart bahwa pikiran kita lah yang menggiring kita. Kita berpikir bahwa kita bisa, ya pasti ada jalan yang menunjukkan kita bisa melakukan sesuatu itu pula. Berpikirlah tidak bisa, pasti otak akan merangsang dan menyajikan tameng-tameng jenius untuk menjauhkan kita dari kemapanan.

Virus tameng sudah menjalar kemana-mana. Musyawarah Kerja + konsolidasi pertemuan pengurus BEM FKIP Unsri yang peradana kemarin pun membuktikan bahwa virus tameng sudah menjalar di kalangan aktivis. Ada yang berceloteh, "eh saya tidak berbakat dan belum mengeti kerja ini, jadi saya tidak layak menjadi Kadep ini." lah kapan bisanya...??? Padahal it't time to expand. Waktunya kita untuk berkembang menemukan bakat. Kalau tidak mau mencoba memegang amanah kerena dibayangi ketakutan tidak bisa, selamanya kita akan terpuruk.

Seorang Abu Bakar Shiddiq jikalau dikalahkan oleh tameng tak akan bisa melakukan tugas kekhalifahan, pasti sampai sekarang tidak akan tercata nama beliau sebagai salah satu Khulafaur Rasyidin yang dimuliakan. Begitu kronisnya tameng ketidakmampuan mempengaruhi denyut nadi kita. Pernah suatu kali dalam sebuah rapat seorang sahabat A diberi amanah sebagai ketua pelaksana sebuah kegiatan. Apa dinyana??? Maaf saya tidak bisa dan tidak berkompeten, entar gagal kegiatannya. Jawaban seperti apakah ini...???

Entah akan seperti apa pergerakan mahasiswa kedepannya jika kita selalu bersembunyi di balik tameng. Tameng hanyalah benda kesayangan para pengecut. Orang-orang pemberani pasti selalu optimis dalam berbagai keadaan dan tidak akan selalu bersahabat dengan tameng ketidakmampuan apapun. Teringat saya sebuah perkataan indah Al-Muntanabbi bahwa perkara besar akan kelihatan kecil dimata orang yang besar, dan perkara yang kecil akan kelihatan besar dimata orang yang kecil. Wallohua'lam anda termasuk yang mana. Yang pasti, BEM FKIP Unsri tidak membutuhkan para penyelundup tameng-tameng ini ke dalam pergerakan.

Buanglah tamengmu jika ingin ikut dalam kereta organisasi ini, kalau tidak mau, kau yang dibuang :-)


Serius loh,


Gudluck untuk BEM FKIP kepengurusan yang baru semoga dapat menghapuskan sindrom-sindrom tameng warisan itu, dan kembali berjala dengan mengusung motto "Jayalah Pendidikan Indonesia."



Bravo Mahasiswa...!!!

Tidak ada komentar: